1. Agustina Puasa SDH Vol.3 No.1


PENGARUH PUASA 30 HARI TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH
PADA MASYARAKAT USIA LEBIH DARI ATAU
SAMA DENGAN 40 TAHUN (STUDI INVIVO RATTUS NORVEGICUS)

Oleh
Agustina Dwi Indah V.
Dosen Analis Kesehatan Akademi Analis Kesehatan Malang

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh puasa 30 hari terhadap kadar glukosa darah pada masyarakat usia lebih dari atau sama dengan 40 tahun (Studi Invivo Rattus norvegicus).
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011 di Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Penelitian bersifat eksperimental laboratorik invivo dengan rancangan eksperimen sederhana (Post Treatment only One Controle Group). Subyek penelitian adalah tikus usia ≥ 1,8 tahun, dibagi menjadi 2 kelompok secara. random. Tiap kelompok terdiri dari 9 tikus.  Kelompok 1 adalah tikus yang diberi diet normal dan tidak dipuasakan. Kelompok 2 adalah tikus yang diberi diet normal dan dipuasakan selama 30 hari. Selanjutnya tikus dianestesi dan dibedah kemudian diambil darahnya untuk diamati kadar glukosa. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar glukosa darah diet normal yang tidak dipuasakan adalah 112 mg/dl dengan standar deviasi 14,58 mg/dl. Sedangkan rata-rata kadar glukosa darah untuk diet normal yang dipuasakan adalah 84,22 mg/dl dengan standar deviasi 10,46 mg/dl.
Hasil  penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara kadar glukosa darah diet normal yang dipuasakan selama 30 hari dan kadar glukosa darah diet normal yang tidak dipuasakan.
Kata Kunci : Kadar Glukosa Darah, Puasa

PENDAHULUAN

Usia lanjut adalah suatu kejadian yang akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang dimana akan merasakan perubahan-perubahan pada diri (Widiyanto, 2009). Perubahan yang tidak begitu kelihatan tetapi perannya justru lebih penting bagi kesehatan secara keseluruhan seperti kadar kolesterol mulai bertambah, mempertinggi resiko terhadap penyakit jantung, kekebalan tubuh berkurang sehingga lebih mudah sakit dan pemulihannya lebih lama. Organ dalam yang telah begitu lama berperan banyak sehingga mengalami penurunan fungsi (Dollemore, 2001).
Pola hidup tidak sehat dapat menyebabkan penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif adalah penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk. Penyakit yang masuk dalam kelompok ini antara lain diabetes mellitus, stroke, jantung koroner, kardiovaskuler, obesitas, dislipidemia, kanker dan sebagainya (Setiorini, 2009).
Diabetes merupakan salah satu penyakit yang cukup tinggi peningkatannya di Indonesia. Penyakit diabetes yang diderita penduduk Indonesia adalah jenis Diabetes mellitus (Ismafarsi, 2011). Selama 10 tahun terakhir telah terjadi peningkatan yang signifikan jumlah penderita diabetes atau kencing manis sehingga badan WHO mengajak gerakan bersama secara Internasional untuk mengatasi diabetes yang merupakan ancaman bagi umat manusia. Indonesia pada tahun 2010 menduduki peringkat 9 tertinggi di dunia untuk jumlah penderita Diabetes mellitus (Rudman, 2011).
Puasa merupakan bagian dari ibadah yang wajib dilakukan umat Islam berupa tidak makan dan minum serta menghindari hal-hal yang membatalkan puasa sejak matahari terbit sampai terbenam dengan rentang waktu 12-14 jam tergantung daerah yang ditempati. Selama menjalankan ibadah puasa juga dilarang merokok, marah dalam kondisi emosi yang tidak terkendali selama sebulan penuh (Mughni, 2007). Puasa mengistirahatkan saluran pencernaan beserta enzim dan hormon yang biasanya bekerja untuk mencerna makanan terus-menerus selama kurang lebih 18 jam. Dengan berpuasa, organ vital ini dapat istirahat selama 14 jam. Puasa akan mengaktifkan sistem pengendalian kadar gula darah. Apabila kadar gula darah turun, maka cadangan gula dalam bentuk glikogen yang ada dalam hati mulai digunakan (Darussalam Tembilahan, 2011).
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Clinical and Experimental Hypertension edisi Juli 2008 menunjukkan bahwa penderita diabetes yang terkelola dengan baik dapat berpuasa dengan aman (Muljanto, 2011). Dalam keadaan puasa dimana asupan kalori berkurang, glikogen hati dapat menjadi sumber glukosa darah untuk kebutuhan otak selama 12-16 jam. Puasa Ramadhan yang hanya sekitar 12 jam tersebut tidaklah terlalu mengganggu kesehatan pada orang sehat dan pada pasien Diabetes Mellitus yang kadar glukosa darahnya terkontrol (Winarna, 2008).
The American Diabetes Association merekomendasikan kadar glukosa pasca-makan kurang dari 180mg/dl (10 mmol/l) dan pra-makan glukosa plasma 90-130 mg/dl (5-7,2 mmol/l). Sebuah penelitian menyatakan bahwa dampak puasa jangka pendek terhadap metabolisme karbohidrat adalah penurunan glukosa serum menjadi 60 mg/dl sampai 70 mg/dl pada orang dewasa normal beberapa jam setelah puasa dimulai (Ahlan Wa Sahlan, 2008).
            Kadar glukosa darah dalam tubuh akan menurun ketika puasa karena jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh berkurang. Penurunan kadar glukosa darah tidaklah drastis sehingga dapat terkontrol dengan baik dan menimbulkan dampak baik untuk tubuh.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik invivo dengan rancangan eksperimen sederhana (Post Treatment only One Controle Group). Penelitian tersebut tidak dilakukan pretest dan hanya dilakukan posttest untuk mengetahui efek yang diinginkan.
Proses penelitian ini berakhir sampai Desember 2011 sehingga untuk mengetahui efek puasa dilakukan secara invivo. Usia rata-rata manusia mencapai 69 tahun (Laksono, 2011). Tikus rata-rata dapat hidup sampai 3 tahun.. Tikus merupakan binatang yang beraktivitas di malam hari (Probandus Center, 2011). Sehingga tikus yang digunakan adalah tikus yang berumur sebanding dengan 40 tahun manusia yaitu ≥1,8 tahun dengan puasa pada malam hari.
Subyek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok secara. random. Tiap kelompok terdiri dari 9 tikus.  Kelompok 1 adalah tikus yang diberi diet normal dan tidak dipuasakan. Kelompok 2 adalah tikus yang diberi diet normal dan dipuasakan selama 30 hari. Selanjutnya tikus dianestesi dan dibedah kemudian diambil darahnya untuk diamati kadar glukosa.
Peralatan yang di gunakan antara lain; a.Alat klinik Cobas Mira Plus, b.Mikropipet, c.Blue tipe


Bahan yang digunakan antara lain; Reagen  yang terdiri dari:
a.    R1 buffer/ATP/NADP
TRIS (hydroxymethyl)-aminomethane buffer 100 mmol/l; pH 7,8; Mg 4 mmol/l; ATP besar dari 1,7 mmol/l.
b.    R2 HK/G-6-PDH
HEPES buffer (30 mmol/l; pH 7,0 Mg 4 mmol/l; Hk besar dari 8,3 µ/ml (yeast) < G-6-PDH besar dari 15 µ/ml (E.coli), presenvative.
Cara Kerja Pemeriksaan Sampel
1.    Disiapkan reagen pada rak reagen.
2.    Dimasukkan sampel serum sebanyak 500 µL ke dalam tabung mikro pada rak sampel.
3.    Dibuat program pemeriksaan glukosa pada alat automatik Cobas Mira Plus, selanjutnya tes berjalan secara otomatis.
Hasil tes dibaca dengan fotometri.
 Analisis data dilakukan dengan uji hipotesis data tunggal pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

            Kadar glukosa darah tikus putih setelah perlakuan diet normal yang tidak dipuasakan dan diet normal yang dipuasakan selama 30 hari dapat dilihat pada Tabel 1.

Table 1. Posttest Kadar Glukosa Darah
Kadar glukosa darah puasa (mg/dl)
Kadar glukosa darah diet normal (mg/dl)
76
91
70
128
102
99
78
119
87
123
77
98
97
114
82
132
89
104

            Rata-rata kadar glukosa darah pada perlakuan diet normal yang tidak dipuasakan adalah 112 mg/dl. Sedangkan, rata-rata kadar glukosa darah pada perlakuan diet normal yang dipuasakan adalah 84,22 mg/dl.

Analisis Data
Standar Deviasi
Dari hasil penelitian, diperoleh rata-rata kadar glukosa darah. Rata-rata akan diukur sebaran statistiknya menggunakan standar deviasi dengan rumus sebagai berikut :

Dari rumus di atas, diperoleh hasil standar deviasi untuk kelompok puasa adalah 10,46 mg/dl. Sedangkan pada kelompok diet normal adalah 14,58mg/dl.


Hipotesis Data Tunggal
Untuk mengetahui pengaruh puasa Ramadhan terhadap kadar glukosa darah, dilakukan uji hipotesis data tunggal pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05). Hipotesis akan diterima apabila nilai α < 0,05.
            Rumus yang digunakan untuk data tunggal adalah sebagai berikut :


            Dari uji hipotesis di atas, dengan taraf kepercayaan α = 0,05 (1.96) diperoleh hasil – 5.7 yang menunjukkan bahwa H0 ditolak.

Pembahasan
Kadar Glukosa Darah
Dari hasil penelitian, pada tabel 1 dapat diketahui hasil posttest kadar glukosa darah antara tikus putih dengan perlakuan puasa dan perlakuan diet normal. Perlakuan puasa yang diberikan telah cukup mempengaruhi kadar glukosa darah tikus putih.
Rata-rata kadar glukosa darah diet normal yang tidak dipuasakan adalah 112 mg/dl dengan standar deviasi 14,58 mg/dl. Sedangkan rata-rata kadar glukosa darah untuk diet normal yang dipuasakan adalah 84,22 mg/dl dengan standar deviasi 10,46 mg/dl. Rata-rata kadar glukosa darah ditunjukkan pada Gambar 1 berikut ini:

\s

Gambar 1. Grafik Perbedaan Kadar Glukosa Darah

Berdasarkan hasil uji hipotesis data tunggal diketahui bahwa perlakuan diet normal yang tidak dipuasakan dengan diet normal yang dipuasakan 30 hari menunjukkan pengaruh yang berbeda terhadap kadar glukosa darah tikus putih (Rattus norvegicus).

Perubahan Kadar Glukosa Darah
Penurunan asupan energi ketika puasa menyebabkan terjadinya autolisis. Pengaruh puasa yang lain adalah terjadinya penurunan metabolisme dan fungsi tubuh secara umum. Hal ini diikuti dengan penurunan kadar glukosa dan tubuh menggunakan cadangan glukosa yang tersimpan dalam bentuk glikogen di hati (Carrol, 2006). Kadar glukosa menurun secara signifikan pada akhir puasa. Perubahan kadar glukosa darah pada saat puasa mempunyai pengaruh positif bagi tubuh (Rahman, 2004).
Kadar glukosa yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya diabetes mellitus (Mikail, 2011). Menurut World Health Organization, Diabetes mellitus merupakan kelainan metabolis yang disebabkan banyak faktor, dengan simtoma berupa hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein sebagai akibat dari defisiensi sekresi hormon insulin dan aktivitas insulin, serta defisiensi transporter glukosa.
Bahaya dari adanya penyakit diabetes mellitus adalah dapat menyebabkan terjadinya komplikasi jangka panjang seperti serangan jantung, stroke, kebutaan akibat glukoma, penyakit ginjal, dan luka yang tidak dapat sembuh hingga infeksi dan harus diamputasi (Suwandy, 2011). Bahaya inilah yang perlu diperhatikan sehingga dengan dilakukannya puasa Ramadhan dapat menurunkan kadar glukosa darah yang tidak mengganggu kesehatan bagi orang normal dan dapat terkontrol bagi penderita diabetes mellitus (Majid, 2010).

KESIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.    Pengaruh puasa dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus Rattus norvegicus.
2.    Ada perbedaan antara kadar glukosa darah diet normal yang dipuasakan selama 30 hari dan kadar glukosa darah diet normal yang tidak dipuasakan.

Saran
1.    Pada penelitian ini dibuktikan bahwa puasa dapat menurunkan kadar glukosa darah sehingga baik dilakukan untuk penderita Diabetes dengan asupan kalori yang seimbang.
2.    Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui kadar glukosa darah pada manusia.


DAFTAR PUSTAKA
Ali bin Sa’id.2007.Misteri Umur 40 Tahun.Solo:At-Tibyan
Carrol, W. 2006. The Health Benefits of Fasting. (http://www.submission.org/ramadhan-health.html) diakses 10 Desember 2011
Dollemore.2001.Rahasia Awet Muda bagi Pria.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama
Fitriyanti, Dewi.2011.Pengaruh Puasa Terhadap Kadar Glukosa Darah Dan Kandungan Glikogen Hati Tikus. (www.scribd.com) diakses 28 Juni 2011
Harli, Mohamad.2010.Manfaat Puasa Untuk Kesehatan.(doktersehat.com) diakses 26 Mei 2011
Ismafarsi.2011.Diabetes.(www.ismafarsi.org) diakses 10 Desember 2011
Laksono.2011.Usia Harapan Hidup.Brebes
Majid.2010.Solusi Kesehatan.(www.guladarah.com) diakses 26 Mei 2011
Mughni, Abdul. 2007. Puasa Ramadhan.(www.organisasi.org) diakses 10 Desember 2011
Murray,RK.,Granner., Mayes., Roodwel . 2003. Harpers Ilustrated Biochemistry. 26 rd edition. Mc Graw Hill Company. New York .
Probandus Center.2011.Mencit dan Tikus (Mus muculus dan Rattus norvegicus).Bandung
Rein, Valdis.2011.Glukoneogenesis.(valdisreinaldo.blogspot.com) diakses 10 Juli 2011
Setiorini, Yuniar.2009.Akibat dari Pola Hidup Tidak Sehat.(www.docstoc.com) diakses 10 Desember 2011
Solimun.2001.Diktat Metodologi Penelitian LKIP dan PKM Kelompok Agrokompleks.Malang.Universitas Brawijaya
Suwandy, Andry.2011.Bahaya Diabetes Mellitus.(www.obatherbalpenyakit.com). Diakses 26 Mei 2011
Wartabone, Nani.2011.Glikolisis.(subarkahkomendangi.wordpress.com) diakses 10 Juli 2011
Winarna, Abu Farid.2008.Puasa untuk Diabetes Meliitus. (www.maktabah-islamiyah-blogspot.com) diakses 10 Desember 2011
Widiyanto.2009.Bugar&Sehat di Usia Lanjut.Universitas Negeri Yogyakarta